Kabupaten Hulu Sungai Selatan
BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 12 April 2023.
Sobat BPBD, beberapa bencana yang terjadi dengan berbagai keadaan, mulai yang ringan, sedang sampai yang dashyat, baik disebabkan oleh alam maupun akibat oleh manusia. Rangkaian bencana tersebut menghantui Indonesia dan itu membuat masyarakat kita menyadari akan pentingnya faktor kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana tersebut.
Keselamatan adalah yang utama. Keselamatan menjadi prioritas awal dalam beraktivitas sehari-hari. Karena dengan menanamkan jiwa keselamatan dalam bekerja maupun beraktivitas.
Bersama ini kami informasikan apa saja hal dasar yang harus kita persiapkan jika terjadi bencana:
1. JANGAN PANIK
Hal pertama dan utama yang harus dilakukan ketika bencana terjadi adalah kendalikan diri dan emosi kita. Rasa takut dan khawatir adalah hal yang lumrah terjadi ketika kita sedang menghadapi kondisi kegawatdaruratan atau bencana alam. Namun, mengatur kadarnya dalam batas yang wajar adalah kuncinya.
Ketika kita panik dalam menghadapi kondisi tersebut, maka disadari atau tidak pikiran kita akan kacau dan logika kita tidak akan fokus pada aspek penyelamatan diri dalam waktu-waktu yang krusial.
Sebagai contoh saat kita berhadapan dengan banjir bandang, kita harus tenang dan secara sadar menghindar dari amukan air banjir secepatnya ketempat yang lebih tinggi dan aman. Apabila kita panik bisa-bisa kita ikut terserit air banjir tersebut dan kita jadi korbannya. Alih-alih menyelamatkan diri justru kita dapat memperburuk keadaan.
2. SELAMATKAN DIRI KITA, BARU MEMBANTU YANG LAIN.
Ketika kita sering berpergian menggunakan pesawat salah satu pesan keselamatan yang disampaikan adalah selamatkan diri kita terlebih dahulu baru membantu orang lain termasuk anak kita sendiri. Demikian juga waktu berhadapan dengan bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliuang dan lain sebagainya.
Terdengar egois, namun faktanya adalah hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi risiko jatuh korban lebih banyak. Bayangkan dalam suatu suatu penerbangan tiba-tiba tekanan udara drastis berubah sehingga kadar oksigen turun drastis membuat alat bantu pernafasan secara otomatis turun.
Lalu, dengan sembrononya kita lebih mendahulukan memasang alat bantu pernafasan untuk anak kita, padahal risikonya adalah dalam masa kritis tersebut kita dapat secara tiba-tiba kekurangan oksigen dan kehilangan tenaga untuk membantu anak kita.
Alih-alih dapat menyelamatkan anak kita justru kita dan anak kita menjadi korban semua. Namun, cerita akan berbeda semisal kita memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus.
Ketika mendapatkan pelatihan pertolongan pertama, kami diberikan kewajiban moral untuk mencoba membantu orang yang kami temui dijalanan semisal terjadi kecelakaan ataupun kondisi-kondisi yang mengancam jiwa krena faktor kesehatan, karena kami telah dibekali ilmu tentang pertolongan pertama.
Selain itu kami juga disarankan untuk sebisa mungkin mencari pertolongan medis profesional terdekat secepatnya dan ketika tenaga medis profesional telah ada di lokasi, kami harus menyerahkan prosedur pertolongan kepada mereka, karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih mumpuni dibanding kami.
3. KESELAMATAN DIRI ADALAH YANG PALING UTAMA.
Dalam keadaan darurat kita harus mengutamakan keselamatan diri kita, dalam hal ini terutama nyawa kita. Perhiasan, uang, barang berharga lainnya HARUS dikesampingkan jika keadaan darurat bencana.
Kita mungkin pernah mendengar berita bahwa seorang yang rumahnya terbakar, tiba-tiba kembali ke dalam rumah demi menyelamatkan barang berharganya yang tertinggal lalu akhirnya tewas karena terjebak api dan kekurangan oksigen.
Seluruh harta benda dan surat berharga masih dapat dicari dan diurus penggantiannya, namun nyawa dan keselamatan diri Anda tidak ada gantinya dan tidak mungkin diganti lagi.
Namun, jika memungkinkan dan keadaan tidak sedarurat itu bisa jadi penyelamatan dokumen berharga masih bisa dilakukan. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengumpulkan dokumen berharga seperti akta kelahiran, akta tanah, ijazah sekolah dan surat berharga lainnya dalam sebuah tas yang mudah dijangkau dan aman, sehingga ketika terjadi bencana kita dapat dengan mudah menyelamatkan dokumen tersebut tanpa harus mengorbankan keselamatan diri kita.
4. PEKA DAN AMATI LINGKUNGAN SEKITAR SERTA PASTIKAN JALUR KELUAR TERDEKAT
Kita sebagai masyarakat yang mempunyai karakter yang berbeda-beda, menjadi ekstrovert ataupun introvert adalah karakter dan pilihan masing-masing orang. Namun, menjadi antipati dan terlalu cuek terhadap lingkungan justru akan membahayakan diri kita sendiri.
Oleh karena itu apabila kita berpergian dan berjalan-jalan serta menginap di berbagai tempat, sangat perlu bagi kita memperhatikan sekitar terutama analisis ancaman di sekitar (potensi bahaya) yang dapat terjadi, dimana titik kumpul serta rute evakuasi. Itulah mengapa emergency briefing penting untuk dilakukan dalam setiap kegiatan. Kita harus proaktif untuk mencari informasi tentang prosedur keselamatan selama kita beraktivitas.
Bayangkan jika semisal kita sedang menginap di hotel lantai 30 lalu tiba-tiba bencana gempa bumi terjadi. Apa yang harus kita lakukan sedangkan kita pun tidak tahu lokasi jalur evakuasi dan emergency exit terdekat. Hal tersebut sangat berisiko bagi keselamatan diri dan keluarga kita
5. BEKALI DIRI KITA DENGAN ALAT KESELAMATAN, BEKALI DIRI KITA DENGAN ALAT KESELAMATAN, PERLENGKAPAN DARURAT, DAN PENGETAHUAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DAN KEGAWATDARURATAN.
Kita sebagai masyarakat yang berhadapan dengan berbagai bencana yang secara mendadak mungkin terjadi, maka kita perlu menyiapkan alat-alat dan obat-obatan P3K di rumah dan secara rutin mengecek kadaluarsanya.
Tas Siaga Bencana (TSB) merupakan tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain. Tujuan TSB sebagai persiapan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan kita saat evakuasi menuju tempat aman. TSB sebagai tas emergency dimana di dalamnya ada berbagai kelengkapan emergency seperti alat P3K, surat-surat berharga, barang berharga, dan lain sebagainya.
Banyak hak-hal yang selama ini masih salah di tengah masyarakat kita tentang kesiapsiagaan dan P3K. Contohnya saja, apa yang harus kita lakukan ketika gempa atau puting beliung terjadi? Apakah langsung lari keluar ruangan ataukah berlindung di bawah meja sambil melindungi kepala? Bagaimana jika jalur keluar tertutup timbunan bangunan? Bagaimana jika kita tertimpa reruntuhan? Hal-hal semacam itu perlu kita ketahui dengan 1) Memahami bahaya di sekitar kita, 2) Memahami sistem peringatan dini setempat, mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian, 3) Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan mengambil inisiatif Tindakan untuk melindungi diri, 4) Mengurangi dampak bahaya melalui Latihan mitigasi, dan 5) Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.
Tips diatas adalah langkah awal bagi kita untuk menyiapkan diri kita dalam kesiapsiagaan bencana yang mungkin terjadi, kunci utamanya adalah kita harus terus meningkatkan kapasitas dan pengetahuan kita tentang kesiapsiagaan bencana.
Karena, jika melihat fakta bahwa potensi gempa, tanah longsor, kebakaran, puting beliung, banjir, tsunami dan lain sebagainya sangat mungkin terjadi di Indonesia pada khususnya yang masuk pada rangkaian ring of fire.
Jika tidak menyiapkan diri kita dan keluarga kita, maka siapa lagi? Sudah saatnya kita makin peduli dan membekali diri atas kesiapsiagaan atas kegawatdaruratan dan bencana yang terjadi.
SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS