Sebaiknya Anda Tahun tentang “KARHUTLA”

Apa itu KARHUTLA???

KARHUTLA adalah singkatan dari Kebakaran Hutan dan Lahan.

Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.

Menurut buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut (2005), pengertian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah suatu peristiwa kebakaran, baik alami maupun oleh perbuatan manusia yang ditandai dengan penjalaran api dengan bebas serta mengonsumsi bahan bakar hutan dan lahan yang dilaluinya.

Nah!! Berapa luas terjadi KARHUTLA di Indonesia dan di Kab. Hulu Sungai Selatan


Menukil dari laman databoks.katadata.co.id, luas areal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sepanjang tahun 2021 meningkat apabila dibandingkan pada tahun 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 354.582 hektare atau mengalami peningkatan 19,4% dibandingkan pada 2020 yakni 296,942 ha. Secara kumulatif sejak 2016 hingga 2021, 3,43 juta ha hutan dan lahan telah terbakar di Indonesia. Karhutla tahunan terburuk terjadi pada tahun 2019 yang membakar 1,6 juta ha hutan dan lahan.

Untuk Luas Karhutla di Kab. Hulu Sungai Selatan berdasarkan Data Dari BMKG dan Patroli Udara BNPB Provinsi KalSel, sepanjang tahun 2021 seluas 829.7 ha dan tahun 2022 per 31 Oktober 2022 menurun menjadi 82.07 ha.

Apa Saja yang Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan?

Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami misalnya pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau panjang sehingga tanaman menjadi kering dan mudah terbakar. Sedang faktor manusia contohnya berupa pembukaan lahan dengan cara membakar atau pembuatan api unggun yang lupa dimatikan sehingga menyambar pepohonan atau semak dan menyebabkan kebakaran.

Selain penyebab tersebut diatas, penyebab kebakaran hutan adalah:

  1. Petir Menjadi Salah Satu Penyebab Kebakaran Hutan

Salah satu penyebab kebakaran hutan secara alami yaitu akibat adanya sambaran petir. Petir yang menyambar pohon atau semak kering bisa menimbulkan api yang kemudian membuat seluruh hutan ikut terbakar. Tentu, petir tidak semata-mata menjadi penyebab kebakaran hutan. Ada berbagai faktor atau kondisi pendukung lainnya yang membuat pohon atau lahan kering mudah tersulut api.

Faktor dan kondisi pendukung tersebut antara lain cuaca, jenis pohon, dan lanskap hutan.  Namun, kondisi cuaca lah yang menjadi faktor utama apalagi jika suhu udara tinggi, curah hujan lebih rendah, dan tingkat kelembapan yang juga rendah. Semua hal tersebut menjadi pemicu kemungkinan kebakaran yang disebabkan oleh petir.

Mengutip dari theguardian.com, untuk setiap 10.000 sambaran petir di Amerika Utara, antara dua dan lima sambaran petir tersebut akan memicu kebakaran hutan.

Sedangkan di Indonesia, kasus kebakaran akibat sambaran petir pernah terjadi di Gunungputri Kabupaten Bogor. Kebakaran terjadi di sebuah kebun yang menjadi penyimpan tumpukan ban bekas. Kebakaran terjadi akibat sambaran petir pada pohon, lalu timbul api yang merambat ke tumpukan ban bekas, dikutip dari antaranews.com.

  • Letusan Vulkanik Gunung Berapi

Letusan vulkanik gunung berapi juga menjadi faktor alami penyebab kebakaran hutan. Umumnya, kebakaran hutan terjadi akibat lava panas yang mengalir akibat dari letusan gunung.

Lava atau bisa disebut leleran lava adalah cairan pekat dan panas serta dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Suhu lava saat dierupsikan berkisar antara 8000 Celcius hingga 12000 Celsius. Biasanya, di Indonesia leleran lava yang dierupsikan gunung api bergerak secara lamban sehingga manusia bisa menghindarinya.

Meskipun berjalan dengan lamban, lava dapat membakar pohon maupun semak belukar yang dilewatinya. Apalagi, beberapa gunung berapi aktif dikelilingi oleh hutan yang luas. Alhasil, menambah kemungkinan timbulnya kebakaran. Panas lava yang ekstrem dapat menyebabkan vegetasi terbakar dan menyebar hingga mengakibatkan kebakaran hutan.

Mengingat lava letusan gunung memiliki suhu yang begitu tinggi, maka tidak sulit baginya untuk membakar segala sesuatu yang dilewati, terlebih jika musim kemarau panjang sedang tiba.

Mengutip dari laman antaranews.com, kebakaran hutan akibat erupsi gunung pernah terjadi di Indonesia tepatnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan hutan lindung di sekitar puncak Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT terbakar akibat erupsi gunung. Tercatat, kobaran api akibat kebakaran tersebut mencapai kurang lebih 1,8 kilometer dari puncak gunung.

  • Musim Kemarau juga Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan

Memasuki musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran hutan makin meningkat. Sebab, selama satu musim tersebut mungkin akan jarang atau bahkan sama sekali tidak terjadi hujan. Padahal, tinggi rendahnya intensitas hujan berpengaruh pada jumlah kebakaran yang diidentifikasi dengan adanya hotspot (titik panas). Makin rendah intensitas curah hujan maka akan semakin meningkat pula jumlah hotspot yang ada.

Cuaca dan iklim memang memiliki pengaruh terhadap kebakaran hutan sebab terdapat hubungan yang saling berkaitan yaitu:

  • Iklim menentukan jumlah total bahan bakar yang tersedia,
  • Iklim menentukan jangka waktu dan kekerasan musim kebakaran,
  • Cuaca mengatur kadar air dan kemudahan bahan bakar hutan untuk terbakar,
  • Cuaca memengaruhi proses penyalaan dan penjalaran kebakaran hutan.

Selain itu, faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembapan, stabilitas udara, serta kecepatan dan arah angin secara langsung juga memengaruhi terjadinya kebakaran hutan.

  • Kondisi Tutupan Lahan dan Jenis Tanah

Di beberapa spesifik lokasi seperti Sumatra dan Kalimantan, penyebab kebakaran hutan sangat dipengaruhi oleh kondisi tutupan lahan maupun jenis tanah serta berkaitan dengan ketersediaan biomassa yang menjadi salah satu komponen utama terjadinya kebakaran. Dalam kondisi musim kemarau yang ekstrem, ketersediaan biomassa yang tinggi akan memperbesar potensi terjadinya kebakaran lahan.

Selain itu, jenis tanah juga ikut berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan. Lahan gambut adalah salah satu ekosistem yang mempunyai tingkat kerawanan kebakaran cukup tinggi. Hal ini disebabkan lahan gambut mengandung material atau bahan organik sangat banyak yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah, bersifat tidak mampat, dan hanya sedikit mengalami perombakan.

Secara alami kondisi lahan gambut memang selalu basah yang mana membuatnya sukar terbakar. Namun, gambut akan sangat mudah kering jika air yang terdapat di dalamnya dikeringkan melalui pembuatan kanal-kanal yang tidak memperhatikan aspek hidrologis gambut. Hal tersebut lantas menyebabkan areal bergambut rusak sehingga menjadi penyebab kebakaran hutan di musim kemarau.

  • Salah Satu Penyebab Kebakaran Hutan Adalah Pembukaan Lahan secara Dibakar

Aktivitas masyarakat mengolah lahan pertanian/perkebunan dengan menggunakan metode tebas-bakar (slash and burn) juga menjadi penyebab kebakaran hutan. Masyarakat memilih metode tersebut karena mempertimbangkan beberapa hal seperti keterbatasan tenaga kerja, keterbatasan mobilitas menuju lahan, serta keterbatasan modal. Alhasil, pembakaran menjadi salah satu cara penyiapan lahan yang paling mudah dan murah.

Sayangnya, pembukaan lahan dengan cara membakar ini berisiko meluas sehingga menyebabkan kebakaran hutan.

Maka dari itu, perlu metode penyiapan lahan tanpa bakar (zero burning) sebagai solusi yang harus ditetapkan dan dilaksanakan. Akan tetapi, umumnya diperlukan bantuan alat-alat mekanis yang tidak murah pengadaannya. Di sinilah peran pemerintah untuk menjadi pendukung agar upaya pembukaan lahan tanpa pembakaran bisa terwujud.

  • Api Unggun

Aktivitas manusia yang lalai juga bisa menjadi penyebab kebakaran hutan, salah satunya dari api unggun. Momen ketika api unggun menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain saat:

  • Api unggun dibiarkan tanpa pengawasan. Membiarkan api unggun tanpa pengawasan membuatnya bisa membakar banyak benda di sekitar dan akan menjadi besar serta memicu terjadinya kebakaran hutan.
  • Api unggun menjadi tidak terkendali. Dalam beberapa situasi, beberapa orang mungkin tidak sadar jika ia membuat nyala api unggun terlalu besar. Hal ini bisa menyebabkan panik dan menimbulkan kebakaran hutan.  
  • Api unggun sepenuhnya tidak padam. Momen ini cukup sering terjadi ketika beberapa orang merasa jika apinya telah padam padahal sebenarnya belum. Perlu diketahui, jika bara masih panas, maka api dapat menyala kembali. Maka dari itu, sebelum meninggalkan api unggun pastikan bara api benar-benar mati.

Di Indonesia pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan kawasan hutan perdu di lereng Gunung Sindoro akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Menurut otoritas setempat penyebab kebakaran kemungkinan karena faktor manusia dalam hal ini pendaki yang lalai tidak mematikan api unggun di puncak sebelum turun gunung.

  • Angin juga bisa Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan

Angin merupakan salah satu faktor penting dari faktor-faktor cuaca yang menjadi penyebab kebakaran hutan. Angin bisa menyebabkan kebakaran hutan melalui beberapa cara. Angin membantu pengeringan bahan bakar yaitu sebagai pembawa air yang sudah diuapkan dari bahan bakar.

Lebih lanjut, tiupan angin juga memperbesar kemungkinan membesarnya nyala api dari sumber seperti korek api, obor, dan kilat. Sekali nyala api tersulut, maka kecepatan pembakaran dan perkembangan api akan meningkat seiring membesarnya tiupan angin.

  • Perburuan Satwa Liar Perburuan satwa liar juga bisa menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan. Apalagi jika perburuan dilakukan menggunakan senapan api. Selain itu, pemburu juga biasanya akan mendirikan tenda dan membuat api unggun baik untuk memasak atau sekadar menghangatkan diri.

Api unggun dan aktivitas bakar-bakar itulah yang jika dilakukan dengan ceroboh bisa menimbulkan kebakaran hutan.

  • Kelembapan Udara

Kelembapan udara berasal dari evaporasi air tanah, badan air, dan transpirasi tumbuh-tumbuhan. Kelembapan udara di dalam hutan sangat memengaruhi pada mudah tidaknya bahan bakar yang ada untuk mengering. Apabila bahan bakar tersebut mudah mengering, maka bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan.

Sementara itu, cuaca atau iklim merupakan faktor yang sangat menentukan kadar air bahan bakar hutan, terutama peran air hujan. Ketika musim kering, kelembapan udara sangat menentukan kadar air bahan bakar.

  1. Akumulasi Serasah Daun Kering

Penyebab kebakaran hutan berikutnya adalah adanya akumulasi serasah daun kering. Serasah daun kering adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang berupa daun-daun kering. Biasanya serasah daun ini berjatuhan dan berkumpul di bawah-bawah pohon. Keberadaannya memang bisa menjadi penambah hara tanah.

Namun, serasah daun kering juga bisa memperparah atau membuat kebakaran bertambah besar. Akumulasi serasah kering merupakan bahan bakar yang dapat mempengaruhi perilaku api, bukan sebagai sumber api penyebab kebakaran.

  1. Penyebab Kebakaran Hutan Terakhir yaitu Pembakaran Padang Penggembalaan

Aktivitas pembakaran juga dilakukan oleh beberapa orang dan petani pada musim kemarau di padang penggembalaan. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan rumput-rumput muda sehingga persediaan pakan tetap terjamin.

Mengutip dari Jurnal berjudul “Hubungan Pembakaran dengan Padang Penggembalaan dan Aktivitas Pertanian di Nusa Tenggara Timur” Menurut Hernaux dan Diara (1984) produksi bahan kering dari rumput Andropohon gayanus dari lahan yang dibakar secara nyata lebih tinggi dari yang tidak dibakar.

Akan tetapi, aktivitas ini juga menimbulkan dampak negatif termasuk dapat menjadi penyebab kebakaran hutan. Pembakaran rumput, ranting, dan semak sering kali menyebabkan api dengan mudah menyala dan menjalar.

Beberapa Cara yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Kebakaran Hutan

Setelah mengetahui apa saja penyebab kebakaran hutan, lalu upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan?  

  • Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan
  • Pengadaan alat-alat pemadam dan penunjang kegiatan pemadam kebakaran
  • Persiapan berupa pengecekan alat-alat pemadam kebakaran hutan
  • Pembentukan satuan petugas kebakaran, termasuk pembagian tugas jaga dan patrol di daerah rawan kebakaran
  • Perumusan metode pemadaman kebakaran hutan
  • Hindari membakar sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang
  • Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran.

Itulah penjelasan mengenai penyebab kebakaran hutan dan upaya apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya. Intinya, kita perlu memiliki kesadaran akan bahaya jika terjadi kebakaran hutan.

Dengan demikian, kita akan lebih berhati-hati dan berusaha meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

BPBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan

4 Comments on “Sebaiknya Anda Tahun tentang “KARHUTLA”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *