Sebaiknya Anda Tahun tentang “KARHUTLA”

Apa itu KARHUTLA???

KARHUTLA adalah singkatan dari Kebakaran Hutan dan Lahan.

Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.

Menurut buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut (2005), pengertian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah suatu peristiwa kebakaran, baik alami maupun oleh perbuatan manusia yang ditandai dengan penjalaran api dengan bebas serta mengonsumsi bahan bakar hutan dan lahan yang dilaluinya.

Nah!! Berapa luas terjadi KARHUTLA di Indonesia dan di Kab. Hulu Sungai Selatan


Menukil dari laman databoks.katadata.co.id, luas areal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sepanjang tahun 2021 meningkat apabila dibandingkan pada tahun 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 354.582 hektare atau mengalami peningkatan 19,4% dibandingkan pada 2020 yakni 296,942 ha. Secara kumulatif sejak 2016 hingga 2021, 3,43 juta ha hutan dan lahan telah terbakar di Indonesia. Karhutla tahunan terburuk terjadi pada tahun 2019 yang membakar 1,6 juta ha hutan dan lahan.

Untuk Luas Karhutla di Kab. Hulu Sungai Selatan berdasarkan Data Dari BMKG dan Patroli Udara BNPB Provinsi KalSel, sepanjang tahun 2021 seluas 829.7 ha dan tahun 2022 per 31 Oktober 2022 menurun menjadi 82.07 ha.

Apa Saja yang Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan?

Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami misalnya pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau panjang sehingga tanaman menjadi kering dan mudah terbakar. Sedang faktor manusia contohnya berupa pembukaan lahan dengan cara membakar atau pembuatan api unggun yang lupa dimatikan sehingga menyambar pepohonan atau semak dan menyebabkan kebakaran.

Selain penyebab tersebut diatas, penyebab kebakaran hutan adalah:

  1. Petir Menjadi Salah Satu Penyebab Kebakaran Hutan

Salah satu penyebab kebakaran hutan secara alami yaitu akibat adanya sambaran petir. Petir yang menyambar pohon atau semak kering bisa menimbulkan api yang kemudian membuat seluruh hutan ikut terbakar. Tentu, petir tidak semata-mata menjadi penyebab kebakaran hutan. Ada berbagai faktor atau kondisi pendukung lainnya yang membuat pohon atau lahan kering mudah tersulut api.

Faktor dan kondisi pendukung tersebut antara lain cuaca, jenis pohon, dan lanskap hutan.  Namun, kondisi cuaca lah yang menjadi faktor utama apalagi jika suhu udara tinggi, curah hujan lebih rendah, dan tingkat kelembapan yang juga rendah. Semua hal tersebut menjadi pemicu kemungkinan kebakaran yang disebabkan oleh petir.

Mengutip dari theguardian.com, untuk setiap 10.000 sambaran petir di Amerika Utara, antara dua dan lima sambaran petir tersebut akan memicu kebakaran hutan.

Sedangkan di Indonesia, kasus kebakaran akibat sambaran petir pernah terjadi di Gunungputri Kabupaten Bogor. Kebakaran terjadi di sebuah kebun yang menjadi penyimpan tumpukan ban bekas. Kebakaran terjadi akibat sambaran petir pada pohon, lalu timbul api yang merambat ke tumpukan ban bekas, dikutip dari antaranews.com.

  • Letusan Vulkanik Gunung Berapi

Letusan vulkanik gunung berapi juga menjadi faktor alami penyebab kebakaran hutan. Umumnya, kebakaran hutan terjadi akibat lava panas yang mengalir akibat dari letusan gunung.

Lava atau bisa disebut leleran lava adalah cairan pekat dan panas serta dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Suhu lava saat dierupsikan berkisar antara 8000 Celcius hingga 12000 Celsius. Biasanya, di Indonesia leleran lava yang dierupsikan gunung api bergerak secara lamban sehingga manusia bisa menghindarinya.

Meskipun berjalan dengan lamban, lava dapat membakar pohon maupun semak belukar yang dilewatinya. Apalagi, beberapa gunung berapi aktif dikelilingi oleh hutan yang luas. Alhasil, menambah kemungkinan timbulnya kebakaran. Panas lava yang ekstrem dapat menyebabkan vegetasi terbakar dan menyebar hingga mengakibatkan kebakaran hutan.

Mengingat lava letusan gunung memiliki suhu yang begitu tinggi, maka tidak sulit baginya untuk membakar segala sesuatu yang dilewati, terlebih jika musim kemarau panjang sedang tiba.

Mengutip dari laman antaranews.com, kebakaran hutan akibat erupsi gunung pernah terjadi di Indonesia tepatnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan hutan lindung di sekitar puncak Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT terbakar akibat erupsi gunung. Tercatat, kobaran api akibat kebakaran tersebut mencapai kurang lebih 1,8 kilometer dari puncak gunung.

  • Musim Kemarau juga Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan

Memasuki musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran hutan makin meningkat. Sebab, selama satu musim tersebut mungkin akan jarang atau bahkan sama sekali tidak terjadi hujan. Padahal, tinggi rendahnya intensitas hujan berpengaruh pada jumlah kebakaran yang diidentifikasi dengan adanya hotspot (titik panas). Makin rendah intensitas curah hujan maka akan semakin meningkat pula jumlah hotspot yang ada.

Cuaca dan iklim memang memiliki pengaruh terhadap kebakaran hutan sebab terdapat hubungan yang saling berkaitan yaitu:

  • Iklim menentukan jumlah total bahan bakar yang tersedia,
  • Iklim menentukan jangka waktu dan kekerasan musim kebakaran,
  • Cuaca mengatur kadar air dan kemudahan bahan bakar hutan untuk terbakar,
  • Cuaca memengaruhi proses penyalaan dan penjalaran kebakaran hutan.

Selain itu, faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembapan, stabilitas udara, serta kecepatan dan arah angin secara langsung juga memengaruhi terjadinya kebakaran hutan.

  • Kondisi Tutupan Lahan dan Jenis Tanah

Di beberapa spesifik lokasi seperti Sumatra dan Kalimantan, penyebab kebakaran hutan sangat dipengaruhi oleh kondisi tutupan lahan maupun jenis tanah serta berkaitan dengan ketersediaan biomassa yang menjadi salah satu komponen utama terjadinya kebakaran. Dalam kondisi musim kemarau yang ekstrem, ketersediaan biomassa yang tinggi akan memperbesar potensi terjadinya kebakaran lahan.

Selain itu, jenis tanah juga ikut berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan. Lahan gambut adalah salah satu ekosistem yang mempunyai tingkat kerawanan kebakaran cukup tinggi. Hal ini disebabkan lahan gambut mengandung material atau bahan organik sangat banyak yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah, bersifat tidak mampat, dan hanya sedikit mengalami perombakan.

Secara alami kondisi lahan gambut memang selalu basah yang mana membuatnya sukar terbakar. Namun, gambut akan sangat mudah kering jika air yang terdapat di dalamnya dikeringkan melalui pembuatan kanal-kanal yang tidak memperhatikan aspek hidrologis gambut. Hal tersebut lantas menyebabkan areal bergambut rusak sehingga menjadi penyebab kebakaran hutan di musim kemarau.

  • Salah Satu Penyebab Kebakaran Hutan Adalah Pembukaan Lahan secara Dibakar

Aktivitas masyarakat mengolah lahan pertanian/perkebunan dengan menggunakan metode tebas-bakar (slash and burn) juga menjadi penyebab kebakaran hutan. Masyarakat memilih metode tersebut karena mempertimbangkan beberapa hal seperti keterbatasan tenaga kerja, keterbatasan mobilitas menuju lahan, serta keterbatasan modal. Alhasil, pembakaran menjadi salah satu cara penyiapan lahan yang paling mudah dan murah.

Sayangnya, pembukaan lahan dengan cara membakar ini berisiko meluas sehingga menyebabkan kebakaran hutan.

Maka dari itu, perlu metode penyiapan lahan tanpa bakar (zero burning) sebagai solusi yang harus ditetapkan dan dilaksanakan. Akan tetapi, umumnya diperlukan bantuan alat-alat mekanis yang tidak murah pengadaannya. Di sinilah peran pemerintah untuk menjadi pendukung agar upaya pembukaan lahan tanpa pembakaran bisa terwujud.

  • Api Unggun

Aktivitas manusia yang lalai juga bisa menjadi penyebab kebakaran hutan, salah satunya dari api unggun. Momen ketika api unggun menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain saat:

  • Api unggun dibiarkan tanpa pengawasan. Membiarkan api unggun tanpa pengawasan membuatnya bisa membakar banyak benda di sekitar dan akan menjadi besar serta memicu terjadinya kebakaran hutan.
  • Api unggun menjadi tidak terkendali. Dalam beberapa situasi, beberapa orang mungkin tidak sadar jika ia membuat nyala api unggun terlalu besar. Hal ini bisa menyebabkan panik dan menimbulkan kebakaran hutan.  
  • Api unggun sepenuhnya tidak padam. Momen ini cukup sering terjadi ketika beberapa orang merasa jika apinya telah padam padahal sebenarnya belum. Perlu diketahui, jika bara masih panas, maka api dapat menyala kembali. Maka dari itu, sebelum meninggalkan api unggun pastikan bara api benar-benar mati.

Di Indonesia pernah terjadi kebakaran yang menghanguskan kawasan hutan perdu di lereng Gunung Sindoro akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Menurut otoritas setempat penyebab kebakaran kemungkinan karena faktor manusia dalam hal ini pendaki yang lalai tidak mematikan api unggun di puncak sebelum turun gunung.

  • Angin juga bisa Menjadi Penyebab Kebakaran Hutan

Angin merupakan salah satu faktor penting dari faktor-faktor cuaca yang menjadi penyebab kebakaran hutan. Angin bisa menyebabkan kebakaran hutan melalui beberapa cara. Angin membantu pengeringan bahan bakar yaitu sebagai pembawa air yang sudah diuapkan dari bahan bakar.

Lebih lanjut, tiupan angin juga memperbesar kemungkinan membesarnya nyala api dari sumber seperti korek api, obor, dan kilat. Sekali nyala api tersulut, maka kecepatan pembakaran dan perkembangan api akan meningkat seiring membesarnya tiupan angin.

  • Perburuan Satwa Liar Perburuan satwa liar juga bisa menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan. Apalagi jika perburuan dilakukan menggunakan senapan api. Selain itu, pemburu juga biasanya akan mendirikan tenda dan membuat api unggun baik untuk memasak atau sekadar menghangatkan diri.

Api unggun dan aktivitas bakar-bakar itulah yang jika dilakukan dengan ceroboh bisa menimbulkan kebakaran hutan.

  • Kelembapan Udara

Kelembapan udara berasal dari evaporasi air tanah, badan air, dan transpirasi tumbuh-tumbuhan. Kelembapan udara di dalam hutan sangat memengaruhi pada mudah tidaknya bahan bakar yang ada untuk mengering. Apabila bahan bakar tersebut mudah mengering, maka bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan.

Sementara itu, cuaca atau iklim merupakan faktor yang sangat menentukan kadar air bahan bakar hutan, terutama peran air hujan. Ketika musim kering, kelembapan udara sangat menentukan kadar air bahan bakar.

  1. Akumulasi Serasah Daun Kering

Penyebab kebakaran hutan berikutnya adalah adanya akumulasi serasah daun kering. Serasah daun kering adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang berupa daun-daun kering. Biasanya serasah daun ini berjatuhan dan berkumpul di bawah-bawah pohon. Keberadaannya memang bisa menjadi penambah hara tanah.

Namun, serasah daun kering juga bisa memperparah atau membuat kebakaran bertambah besar. Akumulasi serasah kering merupakan bahan bakar yang dapat mempengaruhi perilaku api, bukan sebagai sumber api penyebab kebakaran.

  1. Penyebab Kebakaran Hutan Terakhir yaitu Pembakaran Padang Penggembalaan

Aktivitas pembakaran juga dilakukan oleh beberapa orang dan petani pada musim kemarau di padang penggembalaan. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan rumput-rumput muda sehingga persediaan pakan tetap terjamin.

Mengutip dari Jurnal berjudul “Hubungan Pembakaran dengan Padang Penggembalaan dan Aktivitas Pertanian di Nusa Tenggara Timur” Menurut Hernaux dan Diara (1984) produksi bahan kering dari rumput Andropohon gayanus dari lahan yang dibakar secara nyata lebih tinggi dari yang tidak dibakar.

Akan tetapi, aktivitas ini juga menimbulkan dampak negatif termasuk dapat menjadi penyebab kebakaran hutan. Pembakaran rumput, ranting, dan semak sering kali menyebabkan api dengan mudah menyala dan menjalar.

Beberapa Cara yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Kebakaran Hutan

Setelah mengetahui apa saja penyebab kebakaran hutan, lalu upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan?  

  • Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan
  • Pengadaan alat-alat pemadam dan penunjang kegiatan pemadam kebakaran
  • Persiapan berupa pengecekan alat-alat pemadam kebakaran hutan
  • Pembentukan satuan petugas kebakaran, termasuk pembagian tugas jaga dan patrol di daerah rawan kebakaran
  • Perumusan metode pemadaman kebakaran hutan
  • Hindari membakar sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang
  • Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran.

Itulah penjelasan mengenai penyebab kebakaran hutan dan upaya apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya. Intinya, kita perlu memiliki kesadaran akan bahaya jika terjadi kebakaran hutan.

Dengan demikian, kita akan lebih berhati-hati dan berusaha meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

BPBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan

pERINGATAN DINI CUACA WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

BPBD KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PERKIRAAN BERBASIS DAMPAK HUJAN LEBAT WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

Prakiraan berbasis dampak wilayah Kalimantan Selatan untuk Tanggal 26 November 2022 Puku 08.00 WITA sampai Tanggal 27 Nopember Pukul 08.00 WITA.

Wilayah yang diprediksi terdampak hujan lebat:

Hulu Sungai Selatan : Daha Barat, Daha Selatan, Kandangan, Simpur, Daha Utara

Hulu Sungai Tengah : Labuan Amas Selatan, Labuan Amas Utara, Pandawan

Hulu Sungai Utara : Sungai Pandan, Amuntai Tengah, Babirik, Sungai Tabukan, Danau Panggang

Barito Kuala : Jejangkit, Cerbon, Rantau Badauh, Bakumpai

Banjar : Simpang Empat

Tapin : Tapin Tengah, Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan

Info lengkap: https://signature.bmkg.go.id Instagram @cuacakalsel

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

DEFINISI BENCANA

Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi”. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan (“tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .

Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian.

Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).

Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.

Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di darat, laut dan udara.

Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions). Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Konflik Sosial atau kerusuhan sosial atau huru hara adalah suatu gerakan massal yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).

Aksi Teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda, mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik internasional.

Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi, penghambatan, pengacauan dan/ atau penghancuran. Dalam perang, istilah ini digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa sruktur penting, seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-lain.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

BPBD Kabuapten Hulu Sungai Selatan

TIPS CEGAH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN LEBIH DINI !!!

Hampir setiap tahun, fenomena Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA) terjadi di Indonesia. Demikian juga kejadian KARHUTLA di Kabupaten Hulu Sungai Selatan setiap tahun selalu terjadi. KARHUTLA menyebabkan kerugian bagi banyak pihak, selain mengganggu perputaran ekonomi, dampak yang paling buruk dari kebakaran hutan yakni menimbulkan masalah kesehatan, seperti sesak nafas dan ISPA.

Kebakaran hutan harus dicegah sedini mungkin agar tidak semaikin meluas. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan.

Berikut tips bagaimana menghindari kebakaran hutan:

  1. Hindari membakar di area Hutan dan lahan

Bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan ada baiknya untuk menghindari membakar rumput atau apapun yang dapat berpotensi api menjadi besar, ada baiknya saat membakar, ditunggu hingga api sampai padam.

  • Memantau Titik Api

Titik api di Indonesia sangat banyak, terutama di Provinsi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Oleh sebab itu, harus ada pengawasan ketat di titik rawan kebakaran.

  • Melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat

Melakukan patroli di kawasan hutan dilakukan oleh instansi terkait seperti Polisi Hutan. Rutin melakukan patroli dan pengawasan bisa mengurangi kebakaran hutan. Terutama jika dilakukan ketika musim kemarau.

  • Mendeteksi kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin

Mencegah kebakaran bisa dengan mendeteksi dari mulai kecil, sehingga sebelum membesar, api bisa langsung dipadamkan. Langkahnya sebagai berikut:

  • Mendirikan menara pengawas dengan jarak pandang jauh yang dilengkapi sarana deteksi seperti teropong dan juga sarana alat komunikasi.
  • Membuat pos jaga di sekitar area tanaman dan juga dikawasan perbatasan dengan penduduk ataupun di dekat lahan usaha.
  • Memanfaatkan dengan baik data satelit terkait cuaca dan juga titik api dikawasan hutan.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

BPBD Kab. HSS

TRC BPBD KAB. HSS BERSAMA PMK TIREK DAN MASYARAKAT MENANGANI POHON TUMBANG PENUTUP TOTAL JALAN DESA KARANG BULAN KECAMATAN KALUMPANG

BPBD Kab. HSS, Kamis 24 Nopember 2022.

Kejadian Bencana Pohon Tumbang akibat Angin Kencang, dari laporan masuk Rabu 23 November 2022 Pukul 20.49 WITA, dengan Lokasi Kejadian  Desa Karang Bulan RT. 1 Kec. Kalumpang Kab. Hulu Sungai Selatan.

Pohon Tumbang ini akibat angin kencang dan hujan, sehingga batang pohon menutup jalan.

TRC BPBD, PMK TIREK, dan masyarakat Desa Karang Bulan gotong royong dilokasi kejadian melakukan penanganan, mulai pukul 21.30 WITA sampai selesai penanganan pukul 22.35 WITA.

Kondisi terakhir, Jalan lokasi kejadian Aman dan Sudah bisa dilewati roda 2 dan roda 4.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor di kab.hulu sungai selatan tahun 2022

Pada hari Selasa, 22 Nopember 2022, BPBD Kab. Hulu Sungai Selatan melaksanakan Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Banjir, Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor di Kebupaten Hulu Sungai Selatan dipimpin langsung oleh Bupati Kabupaten Hulu Sungai Selatan Drs. H. ACHMAD FIKRY, M.AP

Hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Daerah, Kepala Dinas OPD, Organisasi terkait dan Perusahaan-perusahaan seperti PT. SAM, dan PT. LSS.

TRC BPBD KAB HSS beserta Masyarakat sekitar Bergotong Royong Kegiatan Bencana Pohon Tumbang.

BPBD Kab. HSS, Kamis 18 Nopember 2022, Kejadian Bencana :

1. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN DAN MENGENAI TALI LISTRIK Lokasi : Desa Sarang Halang Rt 04 Kec. Sungai Raya

2. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi : Desa Taluk Pinang

3. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi: Desa Tajun Rt 04 Kec Sungai Raya

4. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi : Lokasi : Desa Jambu Hulu Kec. Padang Batung

5. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi : Desa Paharuangan Kec. Sungai Raya

6. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi: Jalan Pahampangan Desa Pahampangan Kec. Padang Batung

Waktu Kejadian : Selasa, 18 November 2022 pukul 17:00 WITA, Laporan masuk : Selasa, 18 November 2022 pukul 17:15 WITA

7. POHON TUMBANG MENGHALANGI JALAN Lokasi : Desa Gambah Dalam Barat

Waktu Kejadian : Jum’at, 18 November 2022 pukul 20:26 WITA, Laporan masuk : Jum’at, 18 November 2022 pukul 20:26 WITA

Penyebab Pohon Tumbang akibat hujan deras disertai Angin kencang

Penanganan / Upaya yang dilakukan oleh TRC BPBD KAB HSS beserta Masyarakat sekitar Bergotong Royong melakukan pembersihan / pemotongan bagian pohon tersebut menggunakan Parang dan mesin Chainsaw

Kondisi terakhir untuk kejadian pohon tumbang di 7 Lokasi tersebut sudah selesai dilaksanakan penanganan oleh TRC BPBD HSS beserta dibantu Masyarakat sekitar.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN

trc bpbd & tagana dinsos kab. hss laksanakan baksos rehabilitasi rumah tidak layak huni

Kamis, 17 Nopember 2022 Desa Baru Kec. Sungai Raya.

Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan Ke-72, TRC BPBD dan TAGANA Dinsos Kab. HSS melaksanakan Bakti Sosial Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni pada salah satu rumah masyarakat di Desa Baru Kecamatan Sungai Raya Kab. Hulu Sungai Selatan.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN