PROSPEK CUACA SEMINGGU KEDEPAN PERIODE 7 – 13 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Senin 10 April 2023

INFORMASI TEKNIS:
Pada skala global, indeks-indeks global tidak menunjukkan nilai yang signifikan untuk memengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia. MJO aktif pada kuadran 6 (Western Pasific), menunjukkan kondisi yang kurang signifikan terutama untuk Indonesia. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan bag utara, dan Sulawesi bag utara dalam sepekan ke depan. Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.

Bibit Siklon Tropis 98S terpantau berada di Laut Arafura, dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1003.9 mb. Bibit Siklon Tropis ini bergerak ke arah barat daya dengan potensi untuk tumbuh menjadi Siklon Tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori rendah. Sistem ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Timor Leste dan dari Perairan utara Australia hingga Laut Banda.

Bibit Siklon Tropis 90W terpantau berada di Samudra Pasifik utara Papua, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1007 mb. Bibit Siklon Tropis ini bergerak ke arah barat laut dengan potensi untuk tumbuh menjadi Siklon Tropis dalam 24 jam kedepan berada dalam kategori rendah. Sistem ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) serta menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 kt (low level jet) memanjang di Samudra Pasifik utara Papua.

Sirkulasi Siklonik terpantau berada di Laut China Selatan, Samudra Hindia barat daya Banten, dan Samudra Hindia selatan Jawa, yang membentuk daerah konfluensi di Perairan selatan Vietnam dan Samudra Hindia selatan Jawa – Bali. Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Kep. Mentawai hingga Lampung, dari Sumatra Selatan hingga Selat Karimata, dari Kalimantan Barat dan Malaysia hingga Selat Makassar, dari Perairan selatan Kalimantan Tengah hingga Selat Makassar, dari Jawa Tengah hingga Laut Jawa, dari Perairan selatan NTB hingga Perairan barat Sulawesi Selatan, di Sulawesi bagian tengah, dari Maluku hingga Papua Barat, di Samudra Hindia utara Maluku Utara – Papua Barat, dan dari Papua hingga Papua Nugini, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) dari Kalimantan Utara hingga Gorontalo. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut.

Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan potensi hujan
dengan intensitassedang hingga lebat terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku
Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

INFORMASI PUBLIK:
Lemahnya faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia menyebabkan
kondisi cuaca lokal sangat mempengaruhi cuaca dalam sepekan kedepan. Pada sepekan
kedepan kondisi cuaca akan dominan berawan sepanjang hari dengan potensi hujan sedang –
lebat pada siang dan malam hari di wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Sumsel, Jambi, Babel, Lampung, Janten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulut, Gorontalo, Sulbar, Sulsel, Sulteng, Malut, Maluku, Pabar, dan Papua.

PERINGATAN DINI:
Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem
(puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat
ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon
tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan di wilayah :

  • Tanggal 07 – 08 April 2023: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi
    Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Tanggal 09 – 10 April 2023: Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi
    Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat
    dan Papua.
  • Tanggal 11 – 13 April 2023: Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui : – http://www.bmkg.go.id; – follow media sosial @infoBMKG; – aplikasi iOS dan android “Info BMKG”; – atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Sumber Bacaan dan Data : https://nowcasting.bmkg.go.id

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

Update TMA Senin (10/04/2023) Pukul 9.53 WITA

BPBD Kab. HSS, Kandangan Senin 10 April 2023

Sobat BPBD kami informasikan Update TMA Senin (10/04/2023) Pukul 9.53 WITA

Diukur dari Mercu Bendung

  1. Bendung Karang Intan 0,72 m/cuaca Cerah (Siaga 3)
  2. Bendung Tapin 0,44 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  3. Bendung Amandit 0,15 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  4. Bendung Telaga Langsat 0,1 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  5. Bendung Batang Alai 0,35 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  6. Bendung Pitap 0,32 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  7. Bendung Batulicin 0,1 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  8. Bendung Kotabaru 0,25 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  9. Bendung Karau 0,26 m/cuaca Cerah (Siaga 4)

Diukur dari Dasar Saluran

  1. Bendungan Tapin
    • Elv Muka Air : 144,47 m
    • Curah Hujan : 4 mm
    • Vtma : 53278485 mᶟ
    • Vbanjir : 2101515 mᶟ
    • Cuaca : Berawan
  2. Embung Langsat Besar
    • Elv : 17,51 m
    • Vtma : 345918,6123 mᶟ
    • VBanjir : 24323,5879000001 mᶟ
    • Cuaca : Berawan
  3. Embung Salimuran
    • Elv : 7,52 m
    • Vtma : 38969,0624 mᶟ
    • Vbanjir : – mᶟ
    • Cuaca : Hujan
  4. Embung Kebun Raya Banua
    • TMA : 0,56 m
    • Cuaca : Berawan
  5. Waduk Riam Kanan
    • TMA : 59,235 m
    • Cuaca : Berawan
  1. Sungai Pasar Bawah Sungai Danau (Kab. Tanah Bumbu) 6,5 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 1,1 m
  2. Sungai Riam Kiwa (Kab. Banjar) 4,3 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 5,2 m
  3. Sungai Warik (Kab. Kotabaru) 1,4 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 0,4 m
  4. Sungai Barabai (Kab. Hulu Sungai Tengah) 2,6 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 3 m
  5. Sungai Nagara (Kab. Hulu Sungai Utara) 4,1 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 4,7 m
  6. Sungai Kusan (Kab. Tanah Bumbu) 3,1 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 0,7 m
  7. Sungai Martapura (Kab. Banjar) 10,7 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 0,8 m
  8. Sungai Balangan (Kab. Balangan) (Kecamatan Lampihong) 4,6 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 3,7 m
  9. Sungai Balangan (Kab. Balangan) (Kecamatan Lampihong Batu Mandi) 5,9 m, Kondisi Normal, Cuaca Berawan, Tinggi Jagaan 2,8 m
  10. Sungai Tabalong (Kab. Tabalong) 8,1 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 3,6 m
  11. Sungai Tabalong Kanan (Kab. Tabalong) 2,3 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 3,9 m
  12. Sungai Maluka (Kab. Tanah Laut) 1,1 m, Kondisi Normal, Cuaca Berawan, Tinggi Jagaan 1,4 m
  13. Sungai Veteran Perkotaan (Kota Banjarmasin) 0,78 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 0,82 m

Sumber : BWS Kalimantan III

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

SIAGA BENCANA TANAH LONGSOR

BPBD Kab. HSS, Kandangan Senin 10 April 2023

Sobat BPBD, kami informasikan pada hari ini tentang SIAGA BENCANA TANAH LONGSOR. Kami hanya mengingatkan sobat semua berada disekitar daerah lereng gunung/lembah atau lainnya yang berpotensi tanah longsor untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Bencana Tanah Longsor seringkali dipicu karena kombinasi dari curah hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah yang kurang padat serta tebal, terjadinya pengikisan, berkurangnya tutupan vegetasi, dan getaran.

Bencana longsor biasanya terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan terbatasnya waktu untuk melakukan evakuasi mandiri. Material longsor menimbun apa saja yang berada di jalur longsoran.

PRA BENCANA

  • Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah. (Perhatikan fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng, menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).
  • Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
  • Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
  • Terasering dengan system drainase yang tepat (drainase pada teras – teras dijaga sangan sampai menjadi jalan merepkan air ke dalam tanah).
  • Penghijauan dengan tanaman yang system perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumpur).
  • Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
  • Melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan. Pengenalan daerah rawan longsor.
  • Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan bantuan (rock fall).
  • Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam tanah.
  • Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghidari bahaya  liquefaction (infeksi cairan).
  • Utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat flesibel.
  • Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Menanami Kawasan yang gersang dengan tanaman yang memiliki akar kuat, banyak dan dalam seperti nagka, durian, pete, kalindra dan sebagainya.
  • Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah yang tidak stabil (tanah bergerak).
  • Membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan.
  • Waspada Ketika curah hujan tinggi.
  • Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon sembarangan.

SAAT BENCANA

  • Segera evakuasi untuk menjauhi suara gemuruh atau arah datangnya longsoran.
  • Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evaluasi kea rah zona evakuasi yang telah ditentukan. (Beberapa wilayah di Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Laongsor)..

PASCA BENCANA

  • Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil.
  • Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi longsor susulan.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PRAKIRAAN CUACA, PRAKIRAAN CUACA BERBASIS DAMPAK HUJAN LEBAT DAN PRAKIRAAN GELOMBANG KALIMANTAN SELATAN UNTUK HARI INI SENIN 10 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Senin 10 April 2023

Halo Sobat BPBD, sebelum kita memulai aktifitas hari ini, ada baiknya cek dulu prakiraan cuaca, prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat dan prakiraan gelombang untuk hari ini. sebagai berikut :

Sumber : Instagram @cuacakalsel

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

UPDATE Peringatan Dini Cuaca Kalimantan Selatan tgl 6 April 2023 pkl 13:30 WITA

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

UPDATE Peringatan Dini Cuaca Kalimantan Selatan tgl 6 April 2023 pkl 13:30 WITA masih berpotensi terjadi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang pada pkl. 13:45 WITA di
Kabupaten Kotabaru: Kelumpang Hulu, Hampang, Sungaidurian,
Kabupaten Banjar: Sungai Pinang, Aranio, Paramasan,
Kabupaten Barito Kuala: Alalak, Mandastana, Rantau Badauh, Cerbon, Tabukan, Barambai, Marabahan, Jejangkit,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan: Daha Selatan, Daha Barat,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah: Batang Alai Timur,
Kabupaten Hulu Sungai Utara: Paminggir,
Kabupaten Tabalong: Muara Uya, Jaro, Bintang Ara,
Kabupaten Tanah Bumbu: Satui, Kusan Hulu, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji, dan sekitarnya.

Dan dapat meluas ke wilayah
Kabupaten Kotabaru: Pulaulaut Timur, Pulaulaut Utara, Kelumpang Selatan, Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara, Pamukan Selatan, Sampanahan, Pamukan Utara, Pulaulaut Tengah, Kelumpang Hilir, Kelumpang Barat, Pamukan Barat,
Kabupaten Banjar: Simpang Empat,
Kabupaten Barito Kuala: Anjir Pasar, Anjir Muara, Belawang, Bakumpai, Kuripan, Wanaraya,
Kabupaten Tapin: Tapin Tengah, Candi Laras Selatan, Candi Laras Utara,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan: Kandangan, Simpur, Daha Utara, Kalumpang,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah: Labuan Amas Selatan, Labuan Amas Utara,
Kabupaten Hulu Sungai Utara: Danau Panggang, Babirik, Sungai Pandan, Amuntai Selatan, Haur Gading, Sungai Tabukan,
Kabupaten Tabalong: Tanjung, Haruai, Murung Pudak,
Kabupaten Tanah Bumbu: Batu Licin, Kusan Hilir, Karang Bintang, dan sekitarnya.
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pkl 15:30 WITA

Prakirawan BMKG Kalimantan Selatan
https://www.bmkg.go.id

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

SEBAIKNYA ANDA TAHU, APA ITU ISTILAH-ISTILAH KEBENCANAAN

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

Sobat BPBD, kita sering membaca atau mendengar berita kejadian bencana di lingkungan kita, baik itu surat kabar, televisi maupun berita online yang memberitakannya banyak istilah-istilah yang terkadang masih kurang dimengerti oleh kita sendiri ataupun orang lain.

Banyak orang memakai istilah-istilah kebencanaan tersebut digunakan tanpa sadar makna dan artinya ternyata berbeda jauh, oleh karena itu untuk menghidari terjadinya kesimpangsiuran maupun menafsirkan yang tidak tepat, Bersama ini kami beritahu istilah-istilah yang benar dan akurat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, beberapa istilah yang banyak dipergunakan dalam informasi kebencanaan sebagai berikut:

BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

BENCANA NON ALAM adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit dan bahaya kebakaran.

BENCANA SOSIAL adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.

KESIAPSIAGAAN adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian, serta melalui langkah yang tepat guna dan berdayaguna.

PENCEGAHAN BENCANA adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.

PERINGATAN DINI adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

MITIGASI adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

RISIKO BENCANA adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

RAWAN BENCANA adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

TANGGAP DARURAT BENCANA adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta pemulihan sarana dan prasarana.

MASA TANGGAP DARURAT BENCANA adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah untuk penanganan darurat.

STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi instansi/institusi yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana yang dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan.

PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA atau  PUSDALPOS PB adalah unsur pelaksana di BNPB/BPBD yang bertugas menyelenggarakan sistem informasi dan komunikasi penanggulangan bencana.

OPERATOR adalah personil yang memiliki kemampuan dalam hal berkomunikasi, pengolahan, pemantauan dan melakukan analisa dan penyajian data untuk mendukung kegiatan Pusdalops PB baik dalam kegiatan rutin harian maupun pada saat kejadian bencana.

TIM REAKSI CEPAT atau (TRC) adalah suatu tim yang dibentuk yang terdiri dari berbagai instansi/lembaga teknis maupun non teknis yang bertugas melaksanakan kegiatan kaji cepat bencana, dampak bencana pada saat tanggap darurat.

PENGUNGSI adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

KORBAN BENCANA adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.

REHABILITASI adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai pada tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

REKONSTRUKSI adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

Demikian informasi yang dapat kami beritahukan kepada Sobat, itulah sebagian istilah yang kerap dipakai saat penulisan dan dibacakan kejadian bencana dalam pemberitaan. Dengan pemakaian istilah yang tepat akan memberikan pemahaman dan pengertian yang benar, dan akhirnya pesan yang disampaikan kepada pembaca maupun pendengar data diterima dengan baik. (Penyuluh Bencana)

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PRAKIRAAN CUACA, PRAKIRAAN CUACA BERBASIS DAMPAK HUJAN LEBAT DAN PRAKIRAAN GELOMBANG KALIMANTAN SELATAN UNTUK HARI INI KAMIS 6 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

Halo Sobat BPBD, sebelum kita memulai aktifitas hari ini, ada baiknya cek dulu prakiraan cuaca, prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat dan prakiraan gelombang untuk hari ini. sebagai berikut :

Sumber : Instagram @cuacakalsel

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PEMANTAUAN SUNGAI LOKSADO, SUNGAI AMANDIT, BENDUNGAN TELAGA LANGSAT, SUNGAI SIMPUR, SUNGAI KALUMAPNG, SUNGAI DAHA SELATAN, SUNGAI DAHA BARAT, DAN SUNGAI DAHA UTARA, KAMIS 6 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

Pemantauan Keadaan Sungai Loksado, Sungai Amandit, Bendungan Telaga Langsat, Sungai Simpur, Sungai Daha Selatan, dan Sungai Daha Barat pada hari ini sampai Pukul 07.0 Wita melalui laporan Relawan TRC Kecamatan dan dilaporan dalam keadaan Normal dan Aman.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

EWS KAMIS 6 APRIL 2023 PUKUL 06:00 WITA

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

Keadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Amandit di Desa Malutu hari Kamis tanggal 6 April 2023 melalui Early Warning System (EWS) Pukul 06:00 WITA ketinggian air 70,7 Cm. (Normal) – Level Air dalam keadaan Aman.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

Potensi Ancaman Bencana

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Sobat BPBD, Bersama ini kami informasikan tentang Potensi Ancaman Bencana dari BNPB, seperti berikut ini:

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain :

Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera ? Jawa – Nusa Tenggara ? Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk, 2000). Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.

Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga kita semua tenang dan tetap waspada.  Ketemu lagi informasi lain yang akan datang (file Penyuluh Bencana).

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS