EWS KAMIS 6 APRIL 2023 PUKUL 06:00 WITA

BPBD Kab. HSS, Kandangan Kamis 6 April 2023

Keadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Amandit di Desa Malutu hari Kamis tanggal 6 April 2023 melalui Early Warning System (EWS) Pukul 06:00 WITA ketinggian air 70,7 Cm. (Normal) – Level Air dalam keadaan Aman.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

Potensi Ancaman Bencana

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Sobat BPBD, Bersama ini kami informasikan tentang Potensi Ancaman Bencana dari BNPB, seperti berikut ini:

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain :

Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera ? Jawa – Nusa Tenggara ? Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk, 2000). Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.

Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga kita semua tenang dan tetap waspada.  Ketemu lagi informasi lain yang akan datang (file Penyuluh Bencana).

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

TIPS SEHAT MENGHADAPI KEMARAU

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Sobat BPBD, Bersama ini kami informasikan Tip Sehat Menghadapi Kemarau, sehingga kita tetap sehat dan terhindar dari bencana akibat kemarau.

Musim kemarau atau sering disebut musim panas merupakan suatu kondisi dimana di berbagai daerah di Indonesia mengalami kekeringan / kekurangan air dan tidak turun hujan. Hal tersebut terjadi karena adanya gerakan angin muson timur yang melewati Indonesia.

Berdasarkan perubahan iklim dan Analisis Bencana di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari Stasiun Klimatologi BMKG Kalsel, bahwa awal kemarau akan terjadi pada bulan Mei 2023, oleh karena itu maka perlu bermacam persiapan yang harus dilakukan. Berbagai macam persiapan lingkungan harus dilakukan guna menghindari kekeringan dan kekurangan sumber air selama musim kemarau tiba dan persiapan fisik juga perlu dilakukan oleh masyarakat guna meminimalisir potensi paparan penyakit yang biasa menjangkit di musim kemarau, seperti diare hingga virus flu batuk dan demam berdarah dengue serta ispa akibat asap dari Karhutla.

Berikut ini adalah 9 tips sehat dalam menghadapi musim kemarau, diantaranya adalah:

  1. Menjaga sumber atau mata air.
  2. Menggunakan air dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan.
  3. Jangan membakar sampah atau lahan dan hutan.
  4. Hindari udara panas di siang hari.
  5. Pakailah topi dan tabir surya.
  6. Mencuci tangan dengan teratur.
  7. Cukupi kebutuhan air dalam tubuh
  8. Cukupi nutrisi vitamin harian tubuh
  9. Menggunakan pakaian katun yang ringan.

Dengan mengetahui beberapa tips sehat menghadapi kemarau di atas, diharapkan dapat meminimalisir paparan penyakit penyerta musim kemarau. Tetap terapkan pola hidup bersih dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan hasil diagnosa melalui gejala yang muncul, dan laporkan secepatkan ke BPBD bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Demikian informasi ini kami sampaikan, Ayo kita hadapi bersama kemarau nanti dengan tenang dan tetap waspada.  Ketemu lagi informasi lain yang akan datang (file Penyuluh Bencana).

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PEMANTAUAN SUNGAI LOKSADO, SUNGAI AMANDIT, BENDUNGAN TELAGA LANGSAT, SUNGAI SIMPUR, SUNGAI KALUMAPNG, SUNGAI DAHA SELATAN, SUNGAI DAHA BARAT, DAN SUNGAI DAHA UTARA, RABU 5 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Pemantauan Keadaan Sungai Loksado, Sungai Amandit, Bendungan Telaga Langsat, Sungai Simpur, Sungai Kalumapng, Sungai Daha Selatan, Sungai Daha Barat, dan Sungai Daha Utara pada hari ini sampai Pukul 09.05 Wita melalui laporan Relawan TRC Kecamatan dan dilaporan dalam keadaan Normal dan Aman.

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PROSPEK CUACA MINGGUAN KALIMANTAN SELATAN

5 – 11 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Prakiraan Cuaca Mingguan Kalimantan Selatan untuk tanggal 5 – 11 April 2023 :

Sumber : Instagram @cuacakalsel

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PRAKIRAAN CUACA DAN PRAKIRAAN GELOMBANG KALIMANTAN SELATAN UNTUK HARI INI RABU 5 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Rabu 5 April 2023

Halo Sobat BPBD, sebelum kita memulai aktifitas hari ini, ada baiknya cek dulu prakiraan cuaca dan prakiraan gelombang untuk hari ini. sebagai berikut :

Sumber : Instagram @cuacakalsel

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

Update TMA Senin, 4 April 2023 Pukul 9.21 WITA

BPBD Kab. HSS, Kandangan Selasa 4 April 2023

Update TMA Senin (04/04/2023) Pukul 9.21 WITA

Diukur dari Mercu Bendung

  1. Bendung Karang Intan 0,74 m/cuaca Cerah (Siaga 3)
  2. Bendung Tapin 0,39 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  3. Bendung Amandit 0,25 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  4. Bendung Telaga Langsat 0,12 m/cuaca Cerah (Siaga 4)
  5. Bendung Batang Alai 0,36 m/cuaca Mendung (Siaga 4)
  6. Bendung Pitap 0,32 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  7. Bendung Batulicin 0,17 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  8. Bendung Kotabaru 0,4 m/cuaca Berawan (Siaga 4)
  9. Bendung Karau 0,57 m/cuaca Berawan (Siaga 3)

Diukur dari Dasar Saluran

  1. Bendungan Tapin
    • Elv Muka Air : 143,82 m
    • Curah Hujan : 12,5 mm
    • Vtma : 51279410 mᶟ
    • Vbanjir : 4100590 mᶟ
    • Cuaca : Mendung
  2. Embung Langsat Besar
    • Elv : 17,63 m
    • Vtma : 358609,1799 mᶟ
    • VBanjir : 11633,0202999999 mᶟ
    • Cuaca : Cerah
  3. Embung Salimuran
    • Elv : 7,52 m
    • Vtma : 38969,0624 mᶟ
    • Vbanjir : – mᶟ
    • Cuaca : Hujan
  4. Embung Kebun Raya Banua
    • TMA : m
    • Cuaca : Cerah
  5. Waduk Riam Kanan
    • TMA : 59,44 m
    • Cuaca : Berawan
  6. Sungai Pasar Bawah Sungai Danau (Kab. Tanah Bumbu) 6,5 m, Kondisi Normal, Cuaca Mendung, Tinggi Jagaan 1,6 m
  7. Sungai Riam Kiwa (Kab. Banjar) 5 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 4,5 m
  8. Sungai Warik (Kab. Kotabaru) 0,2 m, Kondisi Normal, Cuaca Mendung, Tinggi Jagaan 1,6 m
  9. Sungai Barabai (Kab. Hulu Sungai Tengah) 2,6 m, Kondisi Normal, Cuaca Berawan, Tinggi Jagaan 3 m
  10. Sungai Nagara (Kab. Hulu Sungai Utara) 4,38 m, Kondisi Siaga 2, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 4,7 m
  11. Sungai Kusan (Kab. Tanah Bumbu) 2,7 m, Kondisi Normal, Cuaca Mendung, Tinggi Jagaan 1,1 m
  12. Sungai Martapura (Kab. Banjar) 10,54 m, Kondisi Normal, Cuaca Mendung, Tinggi Jagaan 0,56 m
  13. Sungai Balangan (Kab. Balangan) (Kecamatan Lampihong) m, Kondisi Normal, Cuaca Berawan, Tinggi Jagaan 2,1 m
  14. Sungai Balangan (Kab. Balangan) (Kecamatan Lampihong Batu Mandi) 5,8 m, Kondisi Normal, Cuaca Berawan, Tinggi Jagaan 2,2 m
  15. Sungai Tabalong (Kab. Tabalong) 4,8 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 6,9 m
  16. Sungai Tabalong Kanan (Kab. Tabalong) m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 3,9 m
  17. Sungai Maluka (Kab. Tanah Laut) 0,6 m, Kondisi Normal, Cuaca Cerah, Tinggi Jagaan 1,4 m
  18. Sungai Veteran Perkotaan (Kota Banjarmasin) 0,9 m, Kondisi Normal, Cuaca Mendung, Tinggi Jagaan 0,7 m

Sumber : BWS Kalimantan III

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

Sistem Penanggulangan Bencana

BPBD Kab. HSS, Kandangan Selasa 4 April 2023

Sobat BPBD! kami informasikan pengetahuan tentang Kebencanaan tentang Sistem Penanggulangan Bencana, sebagai berikut:

Indonesia menyadari bahwa masalah kebencanaan harus ditangani secara serius sejak terjadinya gempa bumi dan disusul tsunami yang menerjang Aceh dan sekitarnya pada 2004. Kebencanaan merupakan pembahasan yang sangat komprehensif dan multi dimensi. Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun, pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua pihak. Bencana adalah urusan semua pihak. Secara periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain :

Legislasi

Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di bawahnya antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah. (Lebih detail lihat Produk Hukum).

Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum PRB Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur.

Pendanaan

Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain, kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.

Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia :

  1. Dana DIPA (APBN/APBD)
  2. Dana Kontijensi
  3. Dana On-call
  4. Dana Bantual Sosial Berpola Hibah
  5. Dana yang bersumber dari masyarakat
  6. Dana dukungan komunitas internasional

Sumber : Sistem Penanggulangan Bencana – BNPB

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PROSPEK CUACA TIGA HARIAN (PERINGATAN DINI CUACA) TANGGAL 3 APRIL – 5 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Selasa 4 April 2023

NARASI :
Sirkulasi siklonik terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa – NTB dan di perairan Kep. Aru-Tanimbar yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan NTB – Jawa Timur dan dari Laut Banda hingga Perairan Kaimana. Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Perairan utara Sabang hingga Sumatera Utara, dari Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Sumatera Selatan, dari Kep. Riau hingga Kep. Bangka Belitung, dari Laut Natuna hingga Kalimantan Tengah, dari Malaysia hingga Kalimantan Timur, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, dari NTB hingga Perairan utara Flores, dari Sulawesi Tengah hingga Perairan Banggai, di Laut Sulawesi, dari Filipina bagian selatan hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat, dari Papua Barat hingga Perairan selatan Biak, di Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Sulawesi Tenggara dan di Laut Maluku. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di
sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

Pembaruan: Senin 3 April 2023 11:38 WIB.

Informasi lebih lanjut tersedia di
www.bmkg.go.id
web.meteo.bmkg.go.id
Twitter : @infoBMKG

Deputi Bidang Meteorologi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS

PROSPEK CUACA SEMINGGU KEDEPAN PERIODE 4 – 10 APRIL 2023

BPBD Kab. HSS, Kandangan Selasa 4 April 2023

INFORMASI TEKNIS:
Pada skala global, indeks-indeks global tidak menunjukkan nilai yang signifikan untuk memengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia. MJO aktif pada kuadran 6 (Western Pasific), menunjukkan kondisi yang kurang signifikan terutama untuk Indonesia. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara, dalam sepekan ke depan. Sehingga, faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.

Sirkulasi siklonik terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa – NTB dan di perairan Kep. Aru-Tanimbar yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan NTB – Jawa Timur dan dari Laut Banda hingga Perairan Kaimana. Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Perairan utara Sabang hingga Sumatera Utara, dari Samudra Hindia barat Kep. Mentawai hingga Sumatera Selatan, dari Kep. Riau hingga Kep. Banga Belitung, dari Laut Natuna hingga Kalimantan Tengah, dari Malaysia hingga Kalimantan Timur, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, dari NTB hingga Perairan utara Flores, dari Sulawesi Tengah hingga Perairan Banggai, di Laut Sulawesi, dari Filipina bagian selatan hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat, dari Papua Barat hingga Perairan selatan Biak, di Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi
pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/ konfluensi tersebut.

Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

INFORMASI PUBLIK:
Lemahnya faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia menyebabkan kondisi cuaca lokal sangat mempengaruhi cuaca dalam sepekan kedepan. Pada sepekan kedepan kondisi cuaca akan dominan berawan sepanjang hari dengan potensi hujan sedang – lebat pada siang dan malam hari di wilayah Aceh, Jateng, Jatim, Bali, NTB, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Kep. Riau, Riau, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Sulut, Malut, Maluku dan Papua.

PERINGATAN DINI:
Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan di wilayah:

  • Tanggal 04 – 05 April 2023: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Tanggal 06 – 07 April 2023: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Tanggal 08 – 10 April 2023: Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui : – http://www.bmkg.go.id; – follow media sosial @infoBMKG; – aplikasi iOS dan android “Info BMKG”; – atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Sumber Bacaan dan Data : https://nowcasting.bmkg.go.id

SALAM TANGGUH SALAM KEMANUSIAAN – BPBD Kab. HSS